Shafrijalcorner's Blog

Just another WordPress.com weblog

-Sendiri?-

Ini tempat sepi sekali, yang dia sebut kota tetapi terasa seperti kelurahan, bisa jadi disini bertemu tenang, bahkan Tuhan?apa ini sendiri?…

-Sendiri?-

Nanti masing-masing kami bukankan akan sendiri
Lalu hanya kami sendiri yang bisa diajak bicara
Dan semoga saja saat sendiri itu kami masih bisa bicara
Jika tidak, doa kami, agar kami bisa hadapi itu sendiri
Tidak dengan pedih, takut, kalut
Bahwa kami, ternyata tidak sendiri
Bahwa kami, ketika merasa sendiri adalah ketika kami lupa
Lalu kami bertemu diantara kami
Yang selalu mengingatkan bahwa kami tidak sendiri

**

Jika kamu merasa sendiri,
Bayangkan saja yang merasa sendiri bukan hanya kamu,
Maka kamu tidak sendiri lagi.
Jika kamu merasa sendiri,
Percaya saja kamu tidak sendiri hingga,
Hatimu mantap menapak
Jika kamu merasa sendiri,
Minta saja daun musim semi menemani
Jadi nanti tidak ada yang sendiri lagi
Jika kamu merasa sendiri,
Apakah kamu benar benar sendiri
Kita yang tidak rusak oleh sunyi

***

Bicara Dengan Puisi Sapardi

Ah, tiba-tiba mau berdialog dengan puisinya Pak Sapardi, entah apa dalam pikirannya, anggap saja ini omongannya orang lupa, mabuk, yang mengisi waktunya dengan menyusun huruf karena tidak bisa menyusun mainan lego..

-Kami Bertiga-

dalam kamar ini kami bertiga:
aku, pisau dan kata –
kalian tahu, pisau barulah pisau kalau ada darah di matanya
tak peduli darahku atau darah kata

Sapardi Djoko Darmono

entah, bisakah ini bicara dalam setara?

-Kamu Dimana?-

bagaimana harus kususun kata
jika untuk rindupun harus dengan seizinmu
ah, yang benar saja..
pena untukku bertanya
tidak pernah berbalas dengan tinta
kamu dimana?

-Riau, yang kupikir kampungnya Upin Ipin-

…Hal Terbaik Yang Pernah Dilakukan…

Ini sih hanya coretan kata, entah lah mau dilabeli apa, syairkah, puisikah, atau hanya sekedar daftar istilah istilah. Tapi ini benar adanya dari apa yang dipikirkan dan dirasakan, dari satu ketika yang membangunkan. Bahwa kita hidup di dunia yang penuh warna, yang patut dijalani dengan senandung dan dansa dansa..inilah hal terbaik yang pernah dilakukan…

-Hal Terbaik Yang Pernah Dilakukan-

Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah menyadari tentang kehidupan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah memahami tentang kehidupan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah menikmati kehidupan dengan kesadaran
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah menangisi kehidupan dengan kesadaran
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah bertemu orang orang dan hidup dalam pertemuan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah hidup untuk bertemu hal hal baru
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah membuka mata dan luas memandang
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah berpikir dalam dan menikmati pertemuan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah melakukan sebab untuk bertemu kamu kamu dan kamu
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah menikmati kemarahan kemarahan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah menikmati kesedihan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah sedih dalam kegembiraan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah merasakan apa yang kamu rasakan
Hal terbaik yang pernah dilakukan adalah bersyukur sebagai makhluk Tuhan

…Ketika Dunia Semakin Tua…

Dulu sekali sudah diperingatkan bahwa nanti nanti manusia akan semakin menjadi jadi. Menjadi jadi ketamakannya, kemarahannya, dan kegilaannya. Tidak boleh terlupa itu peringatan yang sudah seperti janji janji yang tinggal ditunggu saja untuk ditepati. Ya, kini dunia semakin tua dengan manusia manusia yang semakin memancing murka. Ini adalah dunia, dimana ketika dunia semakin tua..

-Ketika Dunia Semakin Tua-

Ketika dunia semakin tua
Manusia justru semakin tamak dan angkuh, mengapa?
Umur dunia yang renta apakah masih mampu menyangga?
Manusia manusia pelupa dari akar sejarahnya
Sekali benci, diacungkan peluru bersama serbuk mesiu
Sekali benci maka benci selamanya
Air mata tidak bermakna dan yang tertawa tenggelam dalam mati rasa
Kenapa tidak biarkan saja,
Petani menggarap sawah,
Pedagang berdagang dalam tenang,
Pelajar menaati perintah Tuhannya untuk membaca
Anak anak bergembira dalam permainan sesuai masanya
Biarkan manusia berlaku sebagai manusia
Manusia, tunggu saja Tuhan menetapkan apa pada saatnya mulut berhenti bicara
Dan biarkan masjid masjid biara biara gereja gereja sinagog sinagog bicara membagi tawa dan air mata.

…Manusia-Manusia Sempurna…

Manusia diciptakan sempurna. Sempurnanya manusia adalah yang memiliki noda noda kecacatan. Itu adalah sesempurna sempurnanya manusia. Bayangkan jika manusia sempurna adalah yang tanpa cacat, bukankah dia menjelma malaikat?hilang sudah kesempurnaan manusianya..ini tentang manusia sempurna.

-Manusia-Manusia Sempurna-

Aku membelaimu semesraku
Membelai sempurnamu yang begini dan begitu
Sempurnamu dengan semua ketidaksempurnaannya
Apa bisa itu kukatakan sebuah kesenangan seumur hidup?
Ketika bertemu menikmati pikiran pikiranmu
Ketika seksama memahami ucapan ucapanmu
Ketika khidmat mencerna kata katamu
Ketika khusyu menatap matamu
Kamu yang begini menjadi mataku
Kamu yang begini menjadi pikirku
Kamu yang begini menjadi langkahku
Kamu yang begitu menjadi amarahku
Kamu yang begitu menjadi kegilaanku
Kamu yang begitu menjadi kebodohanku
Aku membelai kita semesra kita bisa
Kita manusia manusia sempurna

 

…Pesan…

Ada pikiran yang bergelayut menggantung mengawang terlihat tampak padahal tidak. Dulu kamu bertemu dengannya mulai dari A namun entah apakah semua akan genap hingga Z lengkap dengan tanda baca dan diakhiri titik?entah. Dia yang berada dalam kepalamu apakah sama denganmu, mengingatmu? Kamu yang putuskan untuk bermesra dalam kata yang cukup untuk habiskan pagimu hingga habis itu jingga hingga kembali menemui fajar. Kamu yang ingin terus begitu meski tidak dapat terus melaju, karena begitulah kamu saat ini.

Hapus?hapus tanpa harus menunggu dia selesaikan kalimatnya?biarlah, nanti juga semua akan terbawa angin, seperti jejak yang tersapu ombak. Biar saja karena memang harusnya begitu, bukan? Ingat kembali, ingat kembali, pada akhirnya semua akan berakhir pada ruang hampa gelap yang membuatmu jadi gagu. Ah kamu, ini bukan tentang dia kan?

-Pesan-

Jika senja membawamu terbang, terbanglah
Senja yang kamu suka, yang tidak berangin mengaburkan kabar kabar
Boleh jadi kamu lelah, hinggaplah pada dahan dahan singgah
Perkenankanku untuk bertemu walau kemarin dulu hanya sambil lalu
Nyatanya itu cukup
Ketika pergi, kirimkan saja kabar merpati, tolong
Agar hilang gamang
Dan cukup menandai bahwa kamu pasti kembali

Pada sebuah subuh, yang sejak tengah malam tadi kamu tunggu dan terus begitu sampai terbalas atau malah terlupa.

…Titik Terlemah…

Tahun ini, sebuah pengalaman baru, tiga puluh tiga jam di jalan dengan hanya dua jam mata terpejam. Lelah, pasti, lelah sangat bahkan. Darah yang kekurangan oksigen, mengental menggumpal, menolong laju hati untuk lelah dan marah lebih cepat, begitulah kira-kira ketika tubuh dipaksa tanpa ditunaikan haknya. Lalu inikah manusia sesungguhnya? tidak dalam keadaan diantara, melainkan sudah pada ujung satu dan satunya. Perkenalkan titik terlemah…

…Titik Terlemah…

Berikan titik terlelahmu aku ingin melihat kamu
Tidak bukan, bukan kamu, aku ingin melihat nafasmu yang tersengal membawa pikirmu
Mengantarkan darah terdidih tapi bisa jadi tidak
Memaknakan setiap keringat yang tidak tahu harus bagaimana memaknakan
Yang setiap tetesnya mungkin menjadikan hati kering atau justru sebaliknya
Berikan titik tertinggimu dengan simpul simpul bahagia pada bibirmu
Untuk kulihat kemana hati yang gembira itu akan dibawa
Merendahkan setiap keringat untuk mengingat
Yang setiap tetesnya bisa membuat hati justru meninggi
Gembira yang membuat alpa, bisa saja.

Yang belum bisa mengenal dirinya dalam biasa biasa saja..

-Samar-

Satu ketika tidak sengaja baca satu kata dari Sapardi Djoko Darmono, ‘samar’ katanya. Langsung saja teringat kejadian yang terang terlihat antara hitam dan putih dengan segala bentuknya namun berada dalam kesamaran. Bisa saja orang tertawa, bisa saja orang mencibir, bisa saja orang mengentengkan, tetapi dalam samar yang nyata tidak semua orang bisa berdiri tegak diatasnya, tetapi tidak dengan dia. …–Samar-…

..Samar..

Ada yang tersamar dari sore itu
Yang tidak cukup kuat bertahan melawan hembusan angin
Pergi perlahan tanpa berpaling untuk sampaikan perpisahan
Ada yang tersamar dari sore itu
Yang tetap memberi guratan membekas kesan
Seperti kertas yang terlipat rapat
Pergi perlahan dengan jejak yang dalam
Ada yang tersamar dari sore itu
Telah kusiapkan rumah yang bisa jadi tidak akan kau tinggali
Yang lebih baik daripada hanya kau singgahi
Rumah akan dijaga oleh seluruh upaya
Agar ditinggali oleh siapa yang pantas tinggal didalamnya
Ada yang tersamar dari sore itu
Meski jelas daun cemara berbisik diantara mereka
Dan batang bambu berketuk bertalu-talu
Bercerita tentang hati-hati yang gembira
Dalam samarnya raut wajah penuh dengan air mata
Ada yang samar dari sore itu
Dalam samarnya penuh ketegasan bahwa kamu yang akan pergi dan entah siapa yang akan tinggal

Hari ini, 5 hari menjelang Idul Fitri 2014

Tentang Hati

Waktu itu menjelang subuh, sahur yang ditunaikan lebih awal adalah permulaannya. Kali ini tujuannya adalah Ternate, salah satu daerah pemilik kerajaan Islam di Indonesia. Bukan Ternate dengan sejarah kerajaan Islamnya yang membuat otak ini berpikir, melainkan penerbangan 3 jam setengah antara Jakarta Manado, sebelum berlanjut Manado Ternate, yang membangkitkan sesuatu, entah dari pikiran atau dari hati. Sebuah film, yang meskipun berdasarkan kisah nyata saya yakin masih ada bumbunya. Bagaimana bumbunya menurut saya tidak terlalu penting, kecuali itu menciderai sejarah. Hal utama dari film itu rasanya adalah nilai-nilai yang rasanya seperti dipamerkan, yang menampar, yang menusuk, yang mempermalukan saya, sebagai muslim dan sebagai manusia. Film itu, Sang Kyai judulnya. Film yang membawa pada bukan sembarang nostalgia, yang seolah menyeret untuk berpikir tentang hati dan kezuhudan. Yang membuat saya berpikir tentang syair..tentang hati..

-Tentang Hati-

Segumpal darah yang ditanamkan dalam manusia
Yang menjadi pembeda
Yang menjadi cahaya
Yang menjadi sumber cinta
Yang menjadi sumber benci
Yang menghidupi hidup
Yang mematikan lentera
Yang tidak tampak
Yang tidak tampak seberapa
Yang bisa sangat luas
Yang bisa sangat sempit
Yang bisa sangat jernih
Yang menjadikan pandangannya melampaui akal
Yang bisa sangat keruh
Yang menjadikan penglihatannya mengganggu akal
Yang hidup bersama darah
Yang hidup dalam seluruh nafas
Yang berada dalam ruang hampa
Yang menunjukkan manusianya manusia
Yang menuruti tuannya
Jangan letakkan tinggi
Jangan biarkan sendiri
Letakkan pada yang semestinya dia diletakkan
Diantara manusia dan Tuhan
Agar membawa manusia kepada Tuhan

Hari 15 bulan tujuh tahun 14

..Siapa Mau Bergembira?-

Satu waktu kita terbentur atau katakanlah dibenturkan oleh Tuhan. Hal yang biasa, karena beginilah manusia berlakon. Perkenalkan…

-Siapa Mau Bergembira?-

Selama itu mulut tidak menyunggingkan tawa
Selama itu mata tidak memancarkan cahaya
Selama hati tertutup
Selama akal mencari alasan
Hidup akan menjauh
Belajarlah tertawa
Tertawalah diatas dunia

Kemis, waktu saya janjian dengan seseorang, untuk sekedar makan. 2014